Rabu, 19 Desember 2012

Cerpen: Teman Makan Teman



Aku terdiam termenung, aku tak kuasa apa yang ada dihadapanku. sinta? dia? ya dia  sahabatku yang telah berani menyakiti aku dengan segala pengkhianatannya. kepercayaan semua lenyap padanya saat dia sendiri yang menjadi dalang dibalik ini semua. apa salahku hingga dia merebut orang yang aku suka? diam-diam menusuk dibelakang. ia tahu seluruh perasaanku terhadap rendy, rahasiaku, penantianku Dan juga kesabaranku untuk menunggunya tapi apa? apa balasannya hingga ia berbuat seperti itu? apa?!

“Sherin.. ada telfon sayang dari Lala” teriak mamah dari ruang tengah malam itu. mendengar itu aku langsung menuju ke ruang tengah dengan tergopoh gara-gara baru bangun tidur, sore itu aku ketiduran dari jam 4 sore sampai saat ku diteriakkan mamah kalau ada telfon, jam 8 malam. “iya mah” jawabku singkat. “hallo la, ada apa?” “sher.. gue harus ngasih tahu ini, lu harus tahu ini! tapi gue gak bisa jelasin di telfon” ucapnya sedikit terdengar marah. “emm.. lu kenapa? yaudah ke rumah gue aja” “oke gue cabut ya..”. aneh. satu kata yang nggak bisa lepas setelah mendapatkan telefon dari lala malam itu. lala itu adalah teman satu eskul denganku anaknya cuek Dan jarang mungkin tak pernah marah, tapi… dia terdengar seperti marah ditelfon. malam itu aku membereskan kamar sambil mengira-ngira apa yang akan dia bicarakan.

30 menit kemudian setelah lala menelfon iapun sampai dirumahku lebih tepatnya kita sudah berada dikamarku. “ada apa?” aku menanyakan heran. “lu harus lihat ini” lalu ia menunjukan foto-foto acara pesta, handycam, lalu laptop. “ini apa?” “lihat ini” ia menunjukan foto. lalu aku memegangnya. kaget lalu saat itu aku tertegun tak bisa berkata apa-apa. “temen lu kan itu sama pacar lu? gue dapat foto itu dari album kakak gue si Jasmin. Dan itu saat acara ulang tahun pacar kakak gue Dan bertepatan juga saat sekolah kita lagi adain acara lomba class meeting kira-kira jam 10 siang entahlah kata kakak gue sekitar jam segitu, jujur aja gue nggak dateng ke acaranya karena gue ikut lomba basket”
aku memerhatikan foto lebih jeli lagi, benar itu mereka. air mataku menetes. aku membuka mulut namun aku tak kuasa mengeluarkan kata-kata, dadaku menyesak lalu lala mengelus tanganku mengisyaratkan untuk sabar.
           
            “gue gak bermaksud untuk jahatin lu, gue Cuma mau lu tahu Dan lu gak di bohongin sama mereka lagi sher, maafin gue..” lalapun saat itu menangis. aku diam dan masih tetap kaget. “ini lihat ini” lalu ia mengeluarkan kartu memori dari handycam Dan memasukan ke memory card lalu ke laptop. membuka video. terlihat jelas disana ada rendy Dan sinta. berpegangan tangan, tertawa berdua juga sangat bergembira. “oke ini videonya untuk memperjelas”. aku tak kuasa lalu menangis sambil memluk kakiku. hatiku terluka, sahabatku…

            “maafin gue sher.. maafin gue..” ucap lala sambil menangis. dia menegadahkan kepalaku, memegang kedua pipiku dengan mata menangis. “gue pernah rasain ini.. sakit! perih lebih dalam yang menusuk hidup gue. gue gak kuat sama sekali.. saudara gue sendiri merebut orang yang gue suka. orang yang selama ini gue tahu hanya menyukai gue? main hati dibelakang gue. tahu gak saat tahu kenyataan itu? gue kayak berdiri diatas api Dan gue dipaksa untuk terus berdiri walau gue gak kuat. gue capek! tapi lu beruntung sher.. lu beruntung! lu ada gue yang memberitahu sebelum jauh mereka untuk menutupi semua. gue? gue sendiri sampai setelah semua melambat. sodara gue di kotori pacar gue mereka melakukan itu sengaja! mereka kotor! mereka menjijikankan! mereka itu binantang! hiks.. hiks..” lalu lala menutup matanya Dan merintih. setelah melihat lala seperti itu isak tangis gue lebih dalam lagi. inikah sebabnya ia menjadi seoarang perempuan yang sangat cuek terhadap lelaki? inikah latar belakang bencinya ia terhadap guru-guru disekolahku yang genit terhadap anak murid? inikah? sekarang aku adalah orang pertama mungkin yang meyakini bahwa dia bukan gadis aneh lagi, aku mengerti sekarang Dan mungkin akupun sama akan bertindak seperti ia. lalu aku memeluknya Dan malam itu memang malam duka.

            setelah kejadian itu aku memutuskan untuk berbicara kepada rendy juga sinta. aku jelaskan apa yang aku tahu dengan membawa barang bukti. hari itu aku berusaha untuk tegar. tak satu air matapun yang keluar untuk menangisi kelakuan mereka saat mereka terkaget. aku tersenyum walau ku tahu itu bukan senyumanku. rendy menahan kepergianku ia sadar sepertinya, sinta memohon maaf sampai berlutut tapi semua sudah terlambat.. semua sudah pada batasnya Dan inilah akhir.

            Dan sekarang rasanya lucu sekali didepan mata terdapat chattinganku dulu bersama sinta saat aku sedang PDKT bersama rendy.

sherin: SINTAAAA! dia nembak aku :p
sinta: iya? selamat ya diterimakan pastinya? yakan yakan? peje yah haha
sherin: iya dong pastinya, tenang lu dapet peje mau apa? hahaha
sinta: asik deh yaudah gue mau semua dagangan yang ada dikantin! XD
sherin: kebangetan lu yeh! -_-
sinta: haha pokoknya nggak mau tahu :p
sherin: yang lain kek!
sinta: okeh gue maunya pacar lu hahah nggak deng boong wkwk
sherin: ih jahat! haha yaudah satpam sekolah aja gimana?
sinta: ah gak mau :o

tidak menyangka memang. faktanya semua terjadi. aku sangat berterimakasih mataku sudah terbuka walau hati masih terluka.

“kadang kita tak menyadari hal besar yang ada disamping kita padahal telah hilang entah kemana. dan cinta salah satunya” -SILVIE-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar